Sekilas.co – Kesehatan kerja atau occupational health menjadi salah satu aspek penting dalam menciptakan lingkungan kerja yang aman, produktif, dan berkelanjutan. Meski sering terabaikan, perhatian terhadap kesehatan kerja terbukti mampu menekan risiko kecelakaan, meningkatkan kesejahteraan karyawan, dan mendukung pertumbuhan perusahaan secara keseluruhan.
Kesehatan kerja mencakup berbagai upaya untuk menjaga kondisi fisik dan mental para pekerja, sekaligus memastikan tempat kerja bebas dari potensi bahaya. Hal ini meliputi pengawasan terhadap ergonomi, keselamatan alat kerja, paparan bahan berbahaya, hingga tekanan psikologis di lingkungan kerja. Menurut Organisasi Buruh Internasional (ILO), jutaan pekerja di dunia mengalami cedera atau penyakit akibat kondisi kerja yang tidak sehat.
Di Indonesia, regulasi tentang kesehatan kerja diatur dalam Undang-Undang Ketenagakerjaan dan berbagai peraturan turunannya. Perusahaan diwajibkan menyediakan fasilitas kesehatan kerja, melakukan pemeriksaan kesehatan berkala, serta menyosialisasikan prosedur keselamatan kerja. Namun dalam praktiknya, implementasi di lapangan masih sangat bervariasi tergantung pada sektor dan ukuran perusahaan.
Menurut dr. Rudi Hermawan, pakar kesehatan kerja dari Universitas Indonesia, banyak kasus gangguan kesehatan kerja yang tidak langsung terlihat. Keluhan seperti nyeri punggung, kelelahan ekstrem, atau stres berkepanjangan sering dianggap biasa. Padahal itu bisa jadi tanda-tanda awal dari penurunan produktivitas akibat faktor kerja yang tidak sehat, ujarnya dalam seminar Kesehatan dan Keselamatan Kerja (K3) di Jakarta.
Tidak hanya sektor industri berat, bidang kerja berbasis komputer pun memiliki tantangan kesehatan tersendiri, seperti gangguan postur tubuh, mata lelah, atau masalah mental akibat tekanan kerja. Karena itu, pendekatan occupational health harus disesuaikan dengan jenis pekerjaan dan karakteristik pekerja yang berbeda-beda.
Perusahaan yang menerapkan sistem kesehatan kerja dengan baik cenderung memiliki tingkat absen yang rendah dan loyalitas karyawan yang tinggi. Studi menunjukkan bahwa tempat kerja yang sehat tidak hanya meningkatkan produktivitas, tetapi juga membangun citra positif perusahaan di mata publik dan investor.
Dengan kemajuan teknologi, kini semakin banyak perusahaan memanfaatkan perangkat digital untuk memantau kondisi kesehatan kerja, seperti aplikasi pelaporan risiko kerja, program pelatihan daring, hingga alat pelacak postur tubuh dan aktivitas fisik. Hal ini sejalan dengan transformasi digital di berbagai sektor.
Di masa depan, perhatian terhadap kesehatan kerja diprediksi akan menjadi standar global dalam praktik ketenagakerjaan. Pemerintah, pengusaha, dan pekerja diharapkan bekerja sama untuk menciptakan budaya kerja yang sehat, aman, dan manusiawi. Kesehatan kerja bukan lagi sekadar kewajiban hukum, melainkan investasi strategis untuk masa depan yang lebih produktif dan berkelanjutan.





