Sekilas.co – Polusi udara dan kebisingan menjadi ancaman kesehatan yang semakin nyata di kota-kota besar. Para ahli menyebutkan, paparan jangka panjang terhadap polusi udara dan kebisingan dapat meningkatkan risiko penyakit pernapasan, jantung, hingga gangguan mental.
Menurut data Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), sekitar 7 juta orang meninggal setiap tahun akibat paparan polusi udara. Sementara kebisingan berlebihan dapat menyebabkan stres, gangguan tidur, hingga penurunan konsentrasi.
Polusi udara tidak hanya berasal dari kendaraan bermotor, tetapi juga dari industri, pembakaran sampah, dan kebakaran hutan. Partikel kecil di udara ini mudah masuk ke paru-paru dan aliran darah, memicu radang dan masalah kesehatan kronis.
Kebisingan, di sisi lain, tidak kalah berbahaya. Tingkat suara di atas 85 desibel secara terus-menerus dapat merusak pendengaran. Selain itu, suara bising meningkatkan hormon stres seperti kortisol, yang berpengaruh pada tekanan darah dan kesehatan jantung.
Ahli kesehatan menyarankan beberapa langkah pencegahan. Untuk polusi udara, gunakan masker saat berada di luar, pasang air purifier di rumah, dan pilih jalur hijau saat berolahraga di luar ruangan.
Untuk mengurangi dampak kebisingan, masyarakat disarankan memakai earplug di lingkungan bising, menjaga jarak dari sumber suara keras, dan menciptakan ruang tenang di rumah sebagai tempat relaksasi.
Peran pemerintah juga penting, termasuk pengaturan emisi kendaraan, pembangunan jalur hijau, pembatasan kebisingan industri, dan kampanye kesadaran masyarakat terkait risiko polusi dan bising.
Kesimpulannya, menghindari polusi udara dan kebisingan berlebihan adalah langkah penting untuk menjaga kesehatan fisik dan mental. Kombinasi upaya individu dan kebijakan publik menjadi kunci menciptakan lingkungan yang lebih bersih, aman, dan nyaman untuk hidup.





