Andropause pada Pria Lansia Gejala Penyebab dan Cara Menghadapinya Secara Efektif

foto/istimewa

sekilas.coAndropause merujuk pada serangkaian gejala yang muncul akibat penurunan kadar hormon testosteron pada pria seiring bertambahnya usia.

Berbeda dengan menopause pada wanita, yang ditandai dengan penghentian siklus menstruasi, andropause tidak melibatkan penutupan total fungsi reproduksi pria. Pada pria, kadar testosteron biasanya mulai menurun sekitar usia 30 tahun dan terus menurun sekitar 1 persen setiap tahunnya. Penurunan ini dapat berdampak pada berbagai aspek fisik dan psikologis.

Baca juga:

Testosteron adalah hormon penting yang bertanggung jawab atas banyak fungsi dalam tubuh pria. Selain memengaruhi dorongan seksual, testosteron juga berperan dalam pembentukan massa otot dan energi.

Diperlukan pemahaman yang jelas tentang perbedaan antara andropause dan menopause, karena tidak semua pria akan mengalami andropause pada tingkat yang sama, dan gejalanya dapat bervariasi.

Penyebab utama andropause adalah penurunan kadar testosteron dalam darah. Penurunan ini bisa dipengaruhi oleh berbagai faktor, termasuk

  • Faktor lingkungan

  • Pola hidup tidak sehat

  • Kondisi medis tertentu

Paparan polusi, stres, obesitas, dan diabetes yang tidak terkontrol dapat meningkatkan risiko andropause. Selain itu, penyakit seperti gangguan tiroid, sindrom metabolik, dan masalah ginjal juga dapat memengaruhi kadar hormon, sehingga menimbulkan gejala andropause.

Gejala andropause bervariasi, mencakup aspek fisik, seksual, dan psikologis

  • Penurunan energi

  • Penambahan lemak tubuh

  • Berkurangnya massa otot

  • Disfungsi ereksi

  • Penurunan libido

  • Perubahan suasana hati

  • Depresi

  • Kesulitan berkonsentrasi

Perubahan ini dapat memengaruhi hubungan interpersonal dan kualitas hidup secara keseluruhan.

Diagnosis dilakukan melalui beberapa langkah

  1. Pemeriksaan fisik dan wawancara terkait gejala

  2. Tes darah untuk mengecek kadar testosteron

  3. Evaluasi kondisi medis lain yang mungkin memengaruhi gejala

Diagnosis yang tepat penting untuk menyingkirkan kemungkinan penyakit lain dengan gejala serupa, sehingga penanganan bisa tepat sasaran.

Andropause dapat meningkatkan risiko komplikasi, seperti

  • Masalah kardiovaskular: Penurunan testosteron dapat memengaruhi kesehatan jantung.

  • Osteoporosis: Kepadatan tulang menurun, meningkatkan risiko patah tulang.

  • Dampak seksual: Disfungsi ereksi dapat memperburuk masalah psikologis, menciptakan siklus sulit yang memengaruhi kualitas hidup.

Penanganan andropause dapat dilakukan dengan

1. Terapi penggantian testosteron
Cocok untuk pria dengan gejala signifikan. Harus dilakukan hati-hati karena risiko termasuk kanker prostat dan penyakit jantung.

2. Perubahan gaya hidup:

  • Pola makan sehat

  • Olahraga teratur

  • Pengelolaan stres

3. Terapi psikologis
Bermanfaat bagi pria yang mengalami depresi atau masalah kesehatan mental akibat andropause.

Pencegahan total andropause tidak mungkin, tetapi beberapa langkah dapat memperlambat kedatangannya:

  • Pola makan seimbang

  • Olahraga rutin

  • Pengelolaan stres

  • Membatasi konsumsi alkohol

  • Berhenti merokok

Dengan perhatian ekstra terhadap kesehatan, pria dapat mengurangi risiko dan dampak andropause saat memasuki usia lanjut.

Artikel Terkait