sekilas.co – Musim hujan dan ancaman banjir sering memicu rasa cemas, terutama bagi keluarga yang memiliki bayi atau anak kecil. Untuk bayi, air banjir yang penuh polutan, kotoran, dan limbah bisa menjadi ancaman nyata bagi kesehatan mereka. Kulit bayi, yang masih tipis dan belum matang sepenuhnya, dapat menjadi gerbang bagi mikroba, bahan kimia, atau kontaminan lain untuk menyerang tubuh.
Dalam kondisi darurat seperti banjir, orang biasanya fokus pada perlindungan dari air, makanan, dan tempat tinggal, tetapi jarang memperhatikan cara menjaga kulit bayi agar tetap aman. Yuk, ketahui kenapa kulit bayi paling rentan saat banjir, ancaman yang mungkin muncul, serta langkah nyata yang bisa dilakukan pengasuh atau orang tua.
Bayi dan anak kecil memiliki sistem tubuh yang berbeda dari orang dewasa. Kulit mereka sangat lembut, tipis, dan lapisan pelindung kulit (skin barrier) belum sekuat orang dewasa. Ditambah, sistem kekebalan tubuh mereka belum matang sepenuhnya, sehingga risiko infeksi lebih tinggi jika kulit terpapar kontaminan.
Kondisi lembap, kulit terendam air banjir, atau terkena air tercemar dapat memicu gangguan kulit. Lingkungan pascabanjir yang lembap dan tidak higienis meningkatkan risiko infeksi bahkan dengan kontak ringan sekalipun.
Air banjir biasanya bukan air bersih. Air ini dapat tercemar limbah rumah tangga, sampah, tinja, bahan kimia, bahkan kotoran dari sistem pembuangan yang meluap. Paparan air tercemar dapat menyebabkan:
Infeksi kulit, iritasi, atau radang
Dermatitis, ruam, dan lecet, terutama bila kulit bayi memiliki luka kecil
Menurut laporan kesehatan pascabanjir, banyak masalah kulit muncul akibat paparan air banjir atau kelembapan tinggi.
Bayi lebih rentan terhadap dampak banjir, tidak hanya pada kulit tetapi juga kesehatannya secara keseluruhan. Studi menunjukkan, setelah banjir, risiko penyakit meningkat pada bayi dan anak, termasuk infeksi kulit, infeksi saluran pernapasan, infeksi usus, hingga malnutrisi.
Paparan air banjir berulang atau berkepanjangan dapat menyebabkan
Infeksi kulit (bakteri atau jamur)
Ruam atau luka yang sulit sembuh
Gangguan kesehatan lain karena sistem imunitas bayi belum optimal
Hindari kontak langsung dengan air banjir
Usahakan bayi tidak bermain atau terendam air banjir. Jika terpaksa melewati area banjir, gunakan pakaian pelindung atau pelindung kaki dan tangan jika memungkinkan.
Segera bersihkan dan keringkan kulit bayi
Jika bayi terkena air banjir, mandikan dengan air bersih (jika tersedia) menggunakan sabun lembut bayi, lalu keringkan dengan lembut. Pastikan kulit benar-benar kering.
Perhatikan luka, lecet, atau iritasi kulit
Bersihkan luka dengan sabun lembut, bilas dengan air bersih, keringkan, dan gunakan dressing steril bila perlu. Jika muncul tanda infeksi (kemerahan hebat, bengkak, nanah, demam), segera cari pertolongan medis.
Jaga kebersihan lingkungan dan barang bayiMainan, selimut, pakaian, atau botol susu bisa terkontaminasi air banjir. Bersihkan atau disinfeksi dengan sabun dan air bersih. Hindari penggunaan ulang barang berbahan kain atau berpori tinggi sebelum dicuci bersih.
Pastikan asupan nutrisi dan hidrasi bayi terpenuhi
Setelah banjir, akses air bersih dan makanan sehat mungkin terganggu. Untuk bayi yang minum susu formula, pastikan air untuk mencampur steril atau direbus. Ibu menyusui harus menjaga asupan nutrisi dan hidrasi agar produksi ASI tetap baik.
Perhatikan lingkungan sekitar bayi
Hindari area lembap, rawan jamur atau tikus, dan pastikan rumah serta barang bayi bersih dan kering. Buang sampah dengan benar untuk mengurangi kontaminan.
Kulit bayi masih rapuh, dengan sistem pertahanan dan imunitas yang belum matang. Saat banjir, kondisi air yang tercemar, lingkungan lembap, dan tantangan kebersihan membuat bayi sangat rentan terhadap infeksi, iritasi, atau penyakit kulit lain.
Orang tua dan pengasuh perlu memahami bahwa paparan air banjir merupakan potensi ancaman kesehatan serius bagi bayi. Perlindungan, pembersihan, dan kewaspadaan mulai dari mencegah kontak dengan air banjir, menjaga kebersihan kulit dan lingkungan, hingga memastikan asupan gizi dan hidrasi adalah kunci agar bayi tetap sehat di masa banjir.





