sekilas.co – Semangkuk bakso panas dengan kuah gurih yang mengepul, aroma daging yang menggoda, ditambah sambal dan kecap yang semakin memperkaya rasa. Bagi banyak orang, bakso bukan sekadar makanan, melainkan bagian dari gaya hidup. Tapi ada satu pertanyaan yang sering muncul apakah konsumsi bakso bisa meningkatkan risiko hipertensi?
Salah satu faktor utama yang membuat bakso mendapat sorotan dalam kaitannya dengan hipertensi adalah kandungan garamnya. Menurut WHO, asupan natrium yang direkomendasikan per hari tidak lebih dari 2.000 mg atau sekitar satu sendok teh garam. Namun, banyak bakso yang dijual di pasaran terutama yang menggunakan kuah instan atau tambahan penyedap rasa bisa mengandung kadar garam jauh di atas batas tersebut.
Studi dari American Heart Association menunjukkan bahwa konsumsi garam berlebih dapat menyebabkan retensi cairan dalam tubuh, yang pada akhirnya meningkatkan tekanan darah. Tekanan darah yang tinggi dalam jangka panjang bisa berkontribusi terhadap risiko penyakit jantung dan stroke.
Jika kamu sering mengonsumsi bakso dengan tambahan kecap asin, saus, atau bumbu penyedap, tanpa disadari asupan garammu bisa melonjak drastis.
Tak hanya garam, bakso juga kerap mengandung lemak jenuh dalam jumlah tinggi, terutama jika dibuat dari daging berlemak atau campuran lemak sapi. Sebuah penelitian dari Harvard T.H. Chan School of Public Health menemukan bahwa konsumsi lemak jenuh yang tinggi dapat berkontribusi terhadap peningkatan kadar kolesterol LDL (kolesterol jahat) dalam darah. Kondisi ini berkaitan erat dengan hipertensi dan penyakit kardiovaskular lainnya.
Apakah semua bakso berbahaya? Tidak selalu. Jika bakso dibuat dengan bahan yang lebih sehat, seperti daging rendah lemak atau tambahan serat dari sayuran, risikonya bisa diminimalkan. Selain itu, cara pengolahan juga berperan penting. Bakso yang digoreng, misalnya, memiliki kandungan lemak lebih tinggi dibandingkan dengan yang direbus.
Studi dalam British Journal of Nutrition juga menyebutkan bahwa pola makan tinggi lemak jenuh dapat meningkatkan kekakuan pembuluh darah, yang pada akhirnya memperburuk kondisi hipertensi. Oleh karena itu, memilih sumber protein yang lebih sehat dan mengurangi konsumsi lemak jenuh sangat disarankan bagi penderita tekanan darah tinggi.
Banyak bakso yang dijual dalam bentuk kemasan atau di warung menggunakan bahan pengawet dan monosodium glutamat (MSG) untuk meningkatkan cita rasa dan daya tahan produk. Penggunaan bahan pengawet bertujuan untuk menghambat pertumbuhan mikroorganisme, sehingga produk tetap layak konsumsi lebih lama. Beberapa jenis pengawet yang umum digunakan termasuk natrium benzoat, asam sorbat, dan nitrat.
Namun, konsumsi bahan pengawet dalam jumlah berlebihan atau penggunaan yang tidak sesuai standar dapat memberikan efek buruk, seperti reaksi alergi, gangguan pencernaan, atau risiko jangka panjang terkait kesehatan.
Beberapa studi, termasuk yang diterbitkan dalam jurnal Hypertension, menunjukkan bahwa konsumsi MSG dalam jumlah besar dapat memicu peningkatan tekanan darah pada individu yang sensitif terhadap natrium.
Kamu tidak perlu langsung menghindari bakso sepenuhnya. Ada beberapa cara untuk tetap menikmatinya dengan lebih sehat.
Pilih bakso homemade atau yang dibuat dengan daging rendah lemak dan tanpa bahan tambahan berlebihan.
Batasi penggunaan saus dan penyedap rasa yang tinggi natrium.
Tambahkan sayuran seperti sawi, toge, atau wortel untuk meningkatkan serat dan mengurangi dampak natrium.
Pastikan konsumsi air yang cukup untuk membantu tubuh mengeluarkan kelebihan natrium.
Bakso memang lezat dan sulit ditolak, tetapi bagi mereka yang ingin menjaga tekanan darah tetap stabil, penting untuk memperhatikan jumlah dan cara mengonsumsinya. Tidak ada makanan yang benar-benar harus dihindari selama dikonsumsi dengan bijak dan seimbang.
Jadi, jika kamu ingin menikmati semangkuk bakso tanpa khawatir, cobalah untuk lebih selektif dalam memilih jenis dan porsinya!





