sekilas.co – Kamu mungkin pernah mendengar pernyataan bahwa memakai celana ketat bisa memengaruhi kesuburan. Ternyata, ini bukan sekadar mitos! Sejumlah penelitian telah membahas hubungan antara pakaian ketat dan kesuburan, dan dampaknya bisa dirasakan oleh perempuan maupun laki-laki.
Pengaruh celana atau pakaian ketat terhadap kesuburan memang berbeda tergantung jenis kelamin, tetapi secara umum tubuh memerlukan aliran darah lancar, suhu seimbang, dan sirkulasi udara yang baik untuk menjaga kesehatan organ reproduksi. Sayangnya, pakaian yang terlalu ketat bisa mengganggu hal-hal tersebut. Yuk, kita bedah lebih dalam dampak celana ketat pada kesuburan dan bagaimana mencegahnya!
Meski terlihat sepele, pakaian ketat bisa memengaruhi beberapa faktor penting dalam sistem reproduksi, antara lain
Sirkulasi darah terganggu: Tekanan dari pakaian ketat bisa menekan pembuluh darah dan menghambat aliran oksigen serta nutrisi ke organ reproduksi.
Suhu tubuh meningkat: Pakaian yang membatasi aliran udara bisa membuat area sensitif menjadi lebih panas, yang bisa mengganggu sinyal hormonal dan proses reproduksi.
Tekanan dan gesekan: Pakaian ketat yang dikenakan dalam waktu lama bisa menimbulkan iritasi pada jaringan halus, yang berdampak buruk pada kualitas sperma maupun kesehatan organ reproduksi wanita.
Pada laki-laki, celana ketat membuat testis terjebak terlalu dekat dengan tubuh, sehingga kemampuan untuk menyesuaikan suhu terganggu. Testis yang terlalu panas dalam waktu lama bisa menurunkan produksi sperma. Bahkan, kualitas dan jumlah sperma bisa terganggu selama beberapa bulan hingga suhu kembali normal.
Selain itu, pakaian ketat dapat menekan kandung kemih, meningkatkan risiko infeksi saluran kemih, dan menciptakan lingkungan lembap yang mendukung pertumbuhan bakteri atau jamur. Semua faktor ini bisa memengaruhi kesuburan secara keseluruhan.
Celana ketat bagi perempuan juga memiliki efek serius. Beberapa risiko yang perlu diperhatikan antara lain
Infeksi jamur dan saluran kemih: Tekanan terus-menerus di area panggul bisa menyebabkan iritasi pada uretra dan meningkatkan risiko infeksi.
Vaginosis bakterialis: Lingkungan lembap akibat pakaian ketat bisa memicu ketidakseimbangan bakteri di vagina, sehingga mengganggu pembuahan.
Endometriosis: Tekanan berulang pada perut dan panggul bisa mendorong sel endometrium keluar dari rahim da menempel di ovarium, berpotensi menimbulkan gangguan reproduksi.
Keputihan berlebih dan iritasi: Pakaian ketat yang lembap menciptakan kondisi ideal bagi jamur dan bakteri, menyebabkan rasa gatal, keputihan, dan kesulitan sperma mencapai sel telur.
Gunakan celana dalam longgar seperti bokser.
Hindari celana jeans ketat atau pakaian olahraga terlalu lama.
Pilih bahan alami yang menyerap keringat, seperti katun.
Hindari shapewear atau celana ketat terlalu lama, terutama saat ovulasi atau menstruasi.
Gunakan celana dalam berbahan katun dan beri waktu agar kulit bisa bernapas, misalnya saat di rumah atau tidur.
Kamu tidak perlu mengorbankan gaya, tetapi penting memilih outfit bijak, terutama saat program hamil:
Skinny jeans (apalagi low-rise) bisa menekan panggul dan mengganggu aliran darah.
Pakaian dalam sintetis menjebak panas dan kelembapan.
Baju olahraga ketat jika dipakai setiap hari dapat menaikkan suhu dan menekan sirkulasi.
Shapewear atau korset menekan perut dan panggul, mengganggu keseimbangan hormon.
Thermal wear di lingkungan panas bisa membuat tubuh overheat, terutama bagi laki-laki.
Celana ketat memang bukan satu-satunya penyebab masalah kesuburan, tetapi bisa menjadi faktor risiko, terutama jika dikombinasikan dengan gaya hidup kurang sehat. Jika kamu atau pasangan sedang program hamil, memperhatikan jenis pakaian sehari-hari sangat penting.
Beralih ke pakaian nyaman, longgar, dan berbahan alami bisa membuat perbedaan signifikan bagi kesuburan. Perubahan sederhana ini kadang lebih efektif daripada yang dibayangkan, menjaga kesehatan organ reproduksi sekaligus memberikan kenyamanan dalam aktivitas sehari-hari.





