Kawal Porsi dan Hindari Makanan Olahan Kunci Pola Makan Sehat Jangka Panjang

foto/istimewa

Sekilas.co – Di tengah gaya hidup modern yang serba cepat, pola makan tidak sehat seperti konsumsi berlebihan dan ketergantungan pada makanan olahan kian menjadi kebiasaan. Padahal, dua hal ini menjadi faktor utama penyebab meningkatnya risiko obesitas, diabetes, hipertensi, dan berbagai penyakit kronis lainnya.

Para ahli gizi sepakat bahwa mengatur porsi makan dan mengurangi konsumsi makanan olahan merupakan langkah sederhana namun sangat penting untuk menjaga kesehatan. Dr. Lely Andriani, ahli gizi dari Rumah Sakit Umum Jakarta, menyampaikan bahwa masyarakat sering kali tidak sadar seberapa banyak kalori yang masuk ke tubuh dalam sekali makan.  Mengatur porsi itu bukan soal menahan lapar, tapi memastikan tubuh mendapat asupan yang cukup dan seimbang, ujarnya.

Baca juga:

Kebiasaan makan dalam porsi besar, terutama makanan tinggi kalori, lemak jenuh, dan gula tambahan, dapat memperberat kerja organ tubuh. Dalam jangka panjang, hal ini bisa memicu gangguan metabolik. Oleh karena itu, menggunakan piring kecil, makan perlahan, dan mengenali rasa kenyang adalah cara praktis untuk mengontrol porsi tanpa harus menghitung kalori secara ketat.

Di sisi lain, makanan olahan seperti sosis, nugget, mie instan, dan makanan siap saji sering mengandung bahan tambahan seperti pengawet, pewarna buatan, serta kadar sodium dan gula tinggi. Kandungan tersebut dapat memperburuk kondisi kesehatan jika dikonsumsi terus-menerus.  Makanan olahan umumnya rendah serat dan tinggi kalori kosong, sehingga cepat membuat lapar kembali,  tambah dr. Lely.

Pola makan yang sehat lebih dianjurkan mengandalkan makanan segar dan alami. Sayuran, buah-buahan, protein tanpa lemak seperti ikan atau tahu, serta karbohidrat kompleks seperti nasi merah atau oats, adalah pilihan yang lebih baik dan bernutrisi tinggi. Kombinasi makanan ini tak hanya menjaga berat badan ideal, tapi juga menyehatkan sistem pencernaan dan meningkatkan energi harian.

Kesadaran akan pentingnya membaca label nutrisi juga perlu ditingkatkan. Dengan memahami informasi pada kemasan, konsumen bisa menghindari produk tinggi gula, garam, dan lemak jenuh. Kampanye pemerintah dan tenaga kesehatan juga terus mendorong masyarakat untuk lebih bijak dalam memilih makanan, terutama saat berbelanja.

Kebiasaan sederhana seperti memasak sendiri di rumah, membawa bekal, atau memesan makanan dengan porsi yang lebih kecil adalah langkah awal yang bisa dilakukan siapa saja. Pola makan sehat bukan berarti harus mahal atau rumit, melainkan soal kesadaran dan konsistensi.

Dengan mengawal porsi dan menghindari makanan olahan, masyarakat bisa menjaga kualitas hidup yang lebih baik. Ini bukan hanya soal penampilan fisik, tetapi juga investasi jangka panjang untuk kesehatan tubuh, produktivitas, dan kebahagiaan secara keseluruhan.

Artikel Terkait