sekilas.co – Di balik langkah sehari-hari, ada sepasang otot yang bekerja tanpa banyak sorotan, yaitu otot betis. Setiap kali kamu berdiri, berjalan, atau sekadar menyeimbangkan tubuh, bagian ini memompa darah seperti mesin kecil yang tak pernah benar-benar istirahat. Banyak ahli menyebut betis sebagai jantung kedua . Kenapa begitu?
Julukan itu muncul karena betis memainkan peran penting dalam menjaga kelancaran sirkulasi darah, terutama dari kaki kembali menuju jantung. Dalam tubuh yang terus bergerak, betis menjadi sekutu diam-diam yang mencegah darah berkumpul di bawah, mengurangi risiko pembengkakan, kram, bahkan gangguan vaskular tertentu. Berikut pembahasan mengenai alasan di balik julukan tersebut dan bagaimana kamu bisa merawatnya.
Istilah jantung kedua ini lahir dari cara kerja otot gastrocnemius dan soleus, dua otot besar di betis yang berkontraksi setiap kali kamu berjalan atau menggerakkan pergelangan kaki. Kontraksi ini menekan pembuluh vena dan memompa darah kembali ke jantung, melawan gravitasi yang selalu menarik darah turun ke kaki. Mekanisme ini sering disebut calf muscle pump.
Vena di tungkai memiliki katup satu arah yang memastikan darah tidak mengalir balik ke bawah. Saat betis aktif, pompa ini bekerja efektif. Ketika kita jarang bergerak, darah dapat mengendap di kaki, menyebabkan kaki berat, bengkak, varises, bahkan meningkatkan risiko deep vein thrombosis (DVT) atau trombosis vena dalam. Tak heran para kardiolog menekankan pentingnya menjaga betis tetap aktif, terutama bagi orang yang sehari-harinya menghabiskan waktu lama duduk.
Betis tidak hanya mengatur langkah, tetapi juga berperan langsung dalam menjaga kelancaran sirkulasi dan mengurangi beban jantung. Dengan venous return (aliran balik vena) yang baik, jantung tidak harus bekerja ekstra keras, sehingga sistem kardiovaskular bisa bekerja lebih efisien.
Otot betis juga menjaga stabilitas tubuh, mengatur keseimbangan, dan mendukung postur. Studi fisiologi olahraga menunjukkan kekuatan otot betis berhubungan dengan performa gerak, daya tahan, dan kualitas hidup pada usia lanjut. Betis yang aktif berarti tubuh lebih siap menghadapi aktivitas sehari-hari.
Merawat betis tidak harus rumit. Langkah paling sederhana adalah memberi mereka kesempatan bergerak
Berjalan rutin
Minimal 30 menit per hari dapat meningkatkan kerja pompa vena. Rekomendasi ini konsisten diberikan oleh ahli kebugaran dan dokter pembuluh darah.
Latihan betis
Calf raises, seated calf raises, atau ankle pumps membantu orang yang duduk lama atau memiliki mobilitas terbatas. Latihan sederhana ini terbukti meningkatkan aliran darah vena.
Peregangan
Lakukan peregangan sebelum dan sesudah aktivitas untuk menjaga fleksibilitas dan mengurangi risiko kram.
Hidrasi cukup
Menjaga viskositas darah (tingkat “kekentalan”) ideal agar sirkulasi tetap lancar.
Istirahat aktif
Berdiri setiap 30–60 menit ketika bekerja di depan komputer, mengangkat tumit, atau berjalan kecil ke pantri cukup untuk mengaktifkan pompa betis.
Betis adalah bagian tubuh yang bekerja tanpa banyak sorotan, tetapi perannya begitu besar hingga dunia medis menyematkan istilah jantung kedua. Dari menjaga aliran darah hingga menopang gerak, betis membantu tubuh tetap ringan, bugar, dan terlindungi dari berbagai masalah sirkulasi.
Merawat betis adalah investasi kecil dengan dampak besar. Melangkah lebih banyak, meregangkan otot, memperbaiki kebiasaan duduk, dan menjaga hidrasi adalah bentuk perhatian sederhana namun sangat berarti.





