Mengapa Ibu Hamil Harus Mencegah Bronkitis untuk Kesehatan Janin dan Diri

foto/istimewa

sekilas.coSaat hamil, perubahan tubuh membuat ibu lebih mudah merasa lelah, termasuk saat bernapas. Perut yang semakin membesar menekan diafragma sehingga napas terasa lebih pendek. Bayangkan jika ibu hamil juga terkena bronkitis, yaitu radang pada saluran napas bawah yang meningkatkan produksi lendir dan memicu batuk terus-menerus. Napas terasa berat, dada sesak, dan tubuh pun tidak nyaman.

Bronkitis cukup umum terjadi, terutama saat musim hujan atau cuaca dingin. Namun, bagi ibu hamil, kondisi ini tidak boleh dianggap sepele karena kesehatan ibu dan janin sama-sama harus dijaga. Penting untuk mengenali bahaya bronkitis saat hamil, mulai dari gejala, penyebab, hingga cara penanganan dan pencegahannya.

Baca juga:

Bronkitis adalah peradangan pada saluran pernapasan yang menyebabkan produksi lendir berlebih. Sebagian besar kasus bersifat akut dan disebabkan oleh infeksi virus. Gejala awalnya mirip flu biasa, tetapi dapat berkembang menjadi lebih berat

Batuk terus-menerus

Dahak berwarna bening, kuning, atau hijau

Sakit tenggorokan

Dada terasa penuh atau sesak

Demam dan menggigil

Nyeri seluruh tubuh

Ibu hamil perlu segera menghubungi tenaga medis jika mengalami:

Napas berbunyi (mengi)

Sesak napas

Batuk disertai darah

Gejala tidak membaik lebih dari tiga minggu atau sering kambuh

Sekitar 90 persen kasus bronkitis disebabkan oleh infeksi virus, seperti

Human rhinovirus

Virus influenza

Respiratory syncytial virus (RSV)

SARS-CoV-2 (penyebab COVID-19)

Selain infeksi, paparan iritan lingkungan seperti asap rokok, polusi udara, dan uap bahan kimia juga memicu bronkitis. Kondisi medis tertentu, seperti asma dan GERD, meningkatkan risikonya.

Bronkitis biasanya tidak langsung membahayakan janin, tetapi bisa menimbulkan komplikasi serius seperti pneumonia. Pneumonia pada kehamilan jarang terjadi, tetapi tetap berisiko jika tidak ditangani. Komplikasi berat dapat berupa acute respiratory distress syndrome (ARDS), yaitu ketika cairan memenuhi kantong udara paru-paru sehingga oksigen sulit masuk ke darah. Akibatnya, kadar oksigen ibu turun (hipoksia) dan janin ikut kekurangan oksigen, meningkatkan risiko

Gangguan pertumbuhan janin

Persalinan prematur

Keguguran

Gagal napas pada ibu

Infeksi virus juga dapat diikuti oleh infeksi bakteri sekunder yang memperburuk kondisi paru-paru.

Pengobatan harus diawasi dokter. Selain obat, beberapa perawatan rumahan dapat membantu meredakan gejala

Istirahat cukup: Memperkuat sistem imun dan mempercepat pemulihan

Perbanyak minum cairan: Air putih, teh hangat, atau air madu untuk melembapkan saluran napas

Gunakan humidifier: Mengurangi iritasi pada saluran pernapasan

Kumur air garam: Meredakan sakit tenggorokan

Madu dan lemon: Kaya antioksidan dan vitamin C, meningkatkan daya tahan tubuh

Uap hangat (steam inhalation): Melegakan pernapasan dan mengurangi hidung tersumbat

Jahe dan kunyit: Bersifat antiinflamasi dan meningkatkan imunitas

Karena bronkitis menular, pencegahan sangat penting

Rajin mencuci tangan

Menghindari kontak dengan orang sakit

Menghindari asap rokok dan polusi

Mendapatkan vaksin flu tahunan

Menjaga daya tahan tubuh dengan gizi seimbang dan istirahat cukup

Vaksin flu saat hamil juga dapat memberikan perlindungan imun pada bayi hingga enam bulan setelah lahir.

Bronkitis saat hamil memang jarang langsung menyebabkan kelainan janin, tetapi komplikasinya bisa serius bila tidak ditangani. Mulai dari sesak napas berat, pneumonia, hingga persalinan prematur. Oleh karena itu, ibu hamil tidak boleh menyepelekan batuk berkepanjangan atau gangguan pernapasan.

Pencegahan, deteksi dini, dan perawatan tepat adalah kunci utama untuk menjaga kesehatan ibu dan janin. Jika gejala semakin berat, segera konsultasikan ke dokter untuk penanganan aman sesuai kondisi kehamilan.

Artikel Terkait