Sekilas.co – Penglihatan merupakan salah satu indera terpenting dalam kehidupan manusia, namun sering kali disepelekan hingga muncul gangguan serius. Di balik perawatan dan penyembuhan masalah mata, peran dokter spesialis mata atau oftalmolog menjadi sangat vital. Mereka bukan hanya menangani gangguan penglihatan, tetapi juga melakukan diagnosis dan tindakan medis yang berkaitan dengan kesehatan mata secara menyeluruh.
Dokter spesialis mata adalah dokter yang telah menyelesaikan pendidikan kedokteran umum dan melanjutkan spesialisasi di bidang oftalmologi. Mereka memiliki keahlian dalam memeriksa, mendiagnosis, dan menangani berbagai kelainan dan penyakit mata, mulai dari rabun jauh (miopia), rabun dekat (hipermetropia), silinder (astigmatisme), katarak, glaukoma, hingga penyakit retina yang kompleks.
Menurut data dari Persatuan Dokter Spesialis Mata Indonesia (Perdami), gangguan penglihatan di Indonesia masih tergolong tinggi. Katarak menjadi penyebab utama kebutaan yang sebenarnya bisa dicegah atau diobati jika pasien rutin memeriksakan matanya sejak dini. Katarak bukan hanya penyakit orang tua. Paparan sinar UV dan penggunaan gadget yang berlebihan juga mempercepat kerusakan lensa mata, ujar dr. Andika Rahman, SpM, oftalmolog dari RS Mata Jakarta.
Dokter spesialis mata juga berperan penting dalam melakukan prosedur operasi, baik yang bersifat minor seperti laser koreksi refraksi (LASIK), maupun tindakan besar seperti operasi retina atau transplantasi kornea. Teknologi medis yang terus berkembang juga mendukung akurasi diagnosis dan pengobatan yang lebih cepat dan minim risiko bagi pasien.
Di era digital seperti sekarang, masalah mata kering, kelelahan mata digital (digital eye strain), dan gangguan penglihatan akibat layar gadget semakin umum dialami, bahkan oleh anak-anak. Oleh karena itu, dokter mata kini juga aktif mengedukasi masyarakat tentang pentingnya istirahat mata, penggunaan filter layar, dan pencahayaan yang memadai saat bekerja atau belajar.
Tak hanya itu, dokter spesialis mata juga sering kali menjadi garda depan dalam mendeteksi penyakit sistemik seperti diabetes dan hipertensi yang berdampak pada retina. Pemeriksaan mata secara rutin bisa menjadi langkah awal dalam mengenali gejala dini dari komplikasi penyakit tersebut. Mata bisa memberi tanda awal terhadap kondisi kesehatan tubuh secara keseluruhan, tambah dr. Andika.
Sayangnya, kesadaran masyarakat untuk memeriksakan mata secara rutin masih rendah. Banyak orang baru mengunjungi dokter mata ketika gangguan sudah terasa berat. Padahal, pemeriksaan mata sebaiknya dilakukan minimal satu kali dalam setahun, terutama bagi mereka yang menggunakan kacamata, berusia di atas 40 tahun, atau memiliki riwayat penyakit mata dalam keluarga.
Dengan bertambahnya jumlah dokter spesialis mata dan fasilitas klinik mata modern di berbagai daerah, diharapkan masyarakat Indonesia semakin peduli terhadap kesehatan penglihatan. Pemeriksaan rutin, pola hidup sehat, dan penanganan sejak dini adalah kunci utama menjaga kualitas penglihatan seumur hidup.





