Penyebab dan Dampak Bernapas dengan Mulut Saat Tidur bagi Kesehatan Tubuh

foto/istimewa

sekilas.coSaat tertidur, seringkali seseorang tanpa sadar bernapas melalui mulut. Walaupun terlihat lazim, kebiasaan ini sebenarnya bisa menandakan masalah kesehatan yang perlu diwaspadai. Untuk mencegah dampak buruknya, penting memahami penyebabnya terlebih dahulu.

Bernapas lewat mulut saat tidur biasanya terjadi karena otot-otot sekitar mulut rileks. Saat tidur, otot pernapasan ikut rileks sehingga saluran hidung menyempit. Akibatnya, udara yang masuk sulit melewati hidung, dan tubuh otomatis beralih ke mulut.

Baca juga:

Alergi, flu, atau pilek dapat menyumbat hidung, membuat seseorang sulit bernapas normal. Untuk mendapatkan cukup oksigen, pengidap sering terpaksa bernapas lewat mulut.

Gangguan tidur seperti sleep apnea dapat membuat napas berhenti sementara. Saat mengorok, mulut akan terbuka. Masalah struktural hidung, misalnya septum menyimpang, juga bisa memaksa bernapas lewat mulut.

Kelembapan di mulut cepat menguap saat bernapas lewat mulut. Hal ini menyebabkan mulut kering atau xerostomia, yang bisa memicu suara serak saat bangun tidur.

Bernapas lewat mulut meningkatkan risiko bakteri di mulut, menyebabkan bau mulut (halitosis), infeksi gusi, dan karies gigi.

Kebiasaan ini bisa menurunkan kualitas tidur, menyebabkan kelelahan di pagi hari, dan memengaruhi produktivitas. Bernapas lewat mulut juga sering dikaitkan dengan sleep apnea, yang berpotensi menimbulkan risiko kesehatan jangka panjang.

Berlatih bernapas lewat hidung di siang hari dapat membantu tubuh menyesuaikan pola napas saat tidur.

Pastikan lingkungan tidur bersih dan bebas alergen. Menggunakan pelembap udara di kamar kering dapat menjaga saluran napas tetap sehat.

Jika disertai dengkuran, terapi medis atau perubahan gaya hidup seperti olahraga dan menjaga berat badan dapat membantu. Terapi yang meningkatkan produksi air liur juga efektif untuk mencegah tidur dengan mulut terbuka.

Dengan mengendalikan kebiasaan bernapas melalui mulut, kualitas tidur meningkat, kesehatan gigi dan mulut terjaga, serta risiko masalah kesehatan di masa depan berkurang. Langkah-langkah pencegahan dan konsultasi profesional kesehatan menjadi kunci keberhasilan.

Artikel Terkait